Jumlah pengunjung

Senyum Indah Mereka Adalah Anugerah

Rumah Belajar Pandawa, Rumah Bagi Mereka Yang Tidak Punya Rumah dan Tempat Belajar Bagi Mereka Yang Tak Sanggup Sekolah.

This is default featured slide 2 title

Rumah Belajar Pandawa, Rumah Bagi Mereka Yang Tidak Punya Rumah dan Tempat Belajar Bagi Mereka Yang Tak Sanggup Sekolah.

Mengabdi Pada Masyarakat

Rumah Belajar Pandawa, Rumah Bagi Mereka Yang Tidak Punya Rumah dan Tempat Belajar Bagi Mereka Yang Tak Sanggup Sekolah.

This is default featured slide 4 title

Rumah Belajar Pandawa, Rumah Bagi Mereka Yang Tidak Punya Rumah dan Tempat Belajar Bagi Mereka Yang Tak Sanggup Sekolah.

Mari Bergabung Bersama Kami

Rumah Belajar Pandawa, Rumah Bagi Mereka Yang Tidak Punya Rumah dan Tempat Belajar Bagi Mereka Yang Tak Sanggup Sekolah.

Selamat Datang di BLOG RUMAH BELAJAR PANDAWA

Senin, 18 Juli 2016

Apa Rumah Belajar Pandawa ( RB Pandawa )

“Mendidik bukan hanya tugas pemerintah, tapi mendidik adalah tugas mereka yang terdidik”. Jargon ini tentu telah akrab ditelinga banyak orang Indonesia. Sebuah jargon yang menggambarkan betapa pentingnya pengabdian. Sehingga wajar ika tugas dan tanggung jawab membangun negeri guna mencerdaskan anak bangsa bukan sekedar tanggung jawab pemerintah. Tapi juga kewajiban seluruh komponen bangsa.
Melalui model rumah belajar gratis, diharapkan mampu nmenjadi antitheis bagi pendidikan berbasis kapitalisme. Jika model-model ini  berhasil,  tentunya akan dapat ditularkan atau didiseminasikan ke tempat lain yang memiliki karakter yang sama. Rumah belajar pandawa hadir untuk menjawab tuntutan tersebut. Sebuah tuntutan untuk ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Sudah menjadi rahasia umum, terpuruknya kondisi sosial dan ekonomi telah membuat terpuruk pula mental dan akhlak anak bangsa.
Untuk itu pandawa yang lahir lebbih dari lima tahun yang lalu,  berkomitmen untuk tidak saja memberikan dukungan materi, tapi ikut berkonsentrasi dalam perbaikan mental peserta didik melalui pendidikan karakter berbasis nilai seni, agama dan pancasila.

Tidak banyak yang tahu jika Rumah Belajar Pandawa bermula dari imajinasi dari lima pemuda yakni M. Ali Shodikin, makmuri Yahkya, Abdullah Kafabih, M. Ridwan, dan Amran Munawwar, mereka berperan dalam mendidik generasi bangsa. Padahal saat itu mereka masih berstatus sebagai mahasiswa yang disibukkan oleh beragam tugas kuliah dan organisasi. 
Selain terinsprasi dari tokoh pewayangan yang terdiri dari lima ksatria, pandawa juga dimaksudkan sebagai akronim dari “Papan Pendidikan Kawula”. Maknanya adalah sebagai wadah dimana terjadi proses memberi dan menerima ilmu bagi seluruh masyarakat. Tahap untuk memilih subyek dan lokasi awal bagi peserta pendidikan bukan suatu hal yang mudah. Tersebarnya kantong-kantong kemiskinan pada daerah padat penduduk, diwilayah perkotaan membuat pandawa menetapkan skala prioritas.
Maka daerah kumuh dengan keterbelakangan ekonomi, sosial dan moral menjadi tujuan utama. Sehingga dipilihlah kampung Lumumba dalam RT. 01 RW. 01 Gang Buntu Kelurahan Ngagel Kecamatan wonokromo Surabaya, sebagai lokasi babad awal menancapkan obor pendidikan.
Kini Rumah belajar Pandawa yang merupakan lembaga non profit yang dipimpin oleh M. Ali Shodikin, MH. dan diwakili M. Ridwan, SEI. telah bergeliyat dengan belasan relawan pengajar dan puluhan peserta didik. Mereka rela bertahan dilokasi pemukiman padat penduduk dengan kondisi sosial minus, karena merupakan tempat prostitusi ilegal, pusat pemulung dan pengamen jalanan. Alhasil, berbagai program berupa Taman Pendidikan Rohani, Bimbingan  Belajar Terpadu, Beladiri, Olahraga dan pendidikan Seni telah berjalan sukses. Bahkan selain peningkatan prestasi akademik, tiga anak didik pandawa berhasil memborong prestasi sebagai juara Deklamasi puisi Se-jawa Timur pada hari Anak Nasional 2011 lalu. Hal itu setidaknya mampu menjadi penyemangat dalam upaya perbaikan karakter dan moral demi memutus mata rantai kesakitan mental.

Lewat Rumah Belajar Pandawa ini, anak-anak jalanan diberikan pelajaran dan bimbingan tentang arti hidup dan kehidupan ditengah-tengah masyarakat. Dan alhamdulillah, sampai saat ini, mereka mulai dapat mengenal norma dan etika layaknya anak seusianya. Bahkan hingga saat ini banyak prestasi yang  mereka raih.