Jumlah pengunjung

Senyum Indah Mereka Adalah Anugerah

Rumah Belajar Pandawa, Rumah Bagi Mereka Yang Tidak Punya Rumah dan Tempat Belajar Bagi Mereka Yang Tak Sanggup Sekolah.

This is default featured slide 2 title

Rumah Belajar Pandawa, Rumah Bagi Mereka Yang Tidak Punya Rumah dan Tempat Belajar Bagi Mereka Yang Tak Sanggup Sekolah.

Mengabdi Pada Masyarakat

Rumah Belajar Pandawa, Rumah Bagi Mereka Yang Tidak Punya Rumah dan Tempat Belajar Bagi Mereka Yang Tak Sanggup Sekolah.

This is default featured slide 4 title

Rumah Belajar Pandawa, Rumah Bagi Mereka Yang Tidak Punya Rumah dan Tempat Belajar Bagi Mereka Yang Tak Sanggup Sekolah.

Mari Bergabung Bersama Kami

Rumah Belajar Pandawa, Rumah Bagi Mereka Yang Tidak Punya Rumah dan Tempat Belajar Bagi Mereka Yang Tak Sanggup Sekolah.

Selamat Datang di BLOG RUMAH BELAJAR PANDAWA

Rabu, 14 Juni 2017

Mengajarkan Toleransi Pada Anak


MengajarkanToleransiPadaAnak


Toleransibisaberartisikapterbukadansalingmenghormatiterhadapperbedaan. Sikapituhendaknyaditanamkansejakdinipadaanak, untukmenghindarikonflik.
Masyarakat Indonesia yang beragamdariberbagaiaspek, membutuhkansikaptoleransiuntukmenjagakeutuhan. Meskipuntakdipungkirikenyataanmunculnyakonflik di berbagaidaerahakibatperbedaantersebut. Hal itumenjadiisyaratpentingnyamengajarkansikaptoleransikepadaanaksejakdini. Sebenarnya, arti kata toleransiadalahsikapterbukadanmenghormatiperbedaan. Meskikaitantoleransilebihseringpadaperbedaansukudan agama. Toleransi juga berartimenghormatidanbelajardari orang lain, menghargaiperbedaan, menjembatanikesenjanganbudaya, menolakstereotipe yang tidakadil, sehinggatercapaikesamaansikap.
Anakdapatdiperkenalkankonseptentangtoleransisejakdini, yaitupadasekitarusiaempattahun. Sebelummencapaiusiatersebut, bukanberartianaktidakakansamasekalimenyerapberbagaicontohataumengetahuinilai-nilaitoleransitersebut. Sejakusiasatutahun, alambawahsadaranakdapatmenyerapcontoh yang dilakukanolehorangtuadan orang-orang disekelilingnya.
Namunpadausiaduatahun, sebagianbesaranakmasihcenderungmemilikisifategosentris. Artinya, anakmenganggapbahwadirinyaadalahsegalanya. Yang membuatmerekasulitberbagiataubelumbersediabermaindengan orang lain.
Disinilahperanpentingorangtuaperandalammenanamkannilaitoleransikepadaanaknya. Terutama, menstimulasianak agar diasiapmenerimakeberadaan orang lain. Secarabersamaan, juga menanamkankaraktertoleranterhadap orang lain yang berbedadaridirinya.
Banyakorangtuayang hidupdalamkomunitas yang beragamdanmemilikiteman-teman yang memilikiperbedaanasal-usul, jeniskelamin, agama, dansebagainya. Mengajaritoleransipadaanak-anak, sebaiknyadimulaidarisikaporangtuayangmenghargaiperbedaan-perbedaanitudenganbaik, yaitudenganmenjadidirimerekasendiri, tanpasikap yang dibuat-buat.
Lingkunganrumahdansekolahmemegangperananpentingdalammengembangkantoleransiberagama. Jikalingkunganrumahatausekolah yang ditemuianakbersifatheterogenmakaanakdapatmemahamiperbedaan agama dankebiasaan yang dilakukanmasing-masing agama.
Terutama, anak-anak di masa depandihadapkandengan era globalisasi yang mengharuskanmerekaberhadapandengan orang-orang yang memilikilatarbelakangberbeda. Sehingga, pemahamankeragamanmerupakanhalpentingbagi masa depananak-anak. Apalagikelakjarakantarnegaradanbenuasudahsemakindekatberkatkemajuanteknologi. Sepertiperaturanlain, toleransiharusdiajarkandengancara yang bijak. Meskipunanakbelumbisabicara, merekabiasanyamelihatdanmeniruperilakuorangtuanya. Anak-anak, usiaberapa pun, akanengembangkankemampuanmerekadenganmencontohperilakudanpenghargaandari orang-orang yang dekatdenganmereka.

Tips MengenalkanToleransi

1) Tunjukkansikapmenghargai orang lain. 
Tinggal di lingkunganperumahanmemungkinkanpertemuandengan para tetanggadenganbudaya, agama, dankebiasaan yang beragam. Bergauldanselalumenghargaisatusama lain akanmembericontohbertoleransi yang baikpadaanak.
2)    Memberikancontoh.
Orang tuadapatmengajarkantoleransidenganmemberikancontoh-contohdengancaramerekasendiri. Membicarakantentangtoleransidansikapmenghargaiakanmembantuanakmemahaminilaiapa yang inginAndatanamkanpadadirimereka.
3)    Hati-hatiberbicara.
Ingatlahbahwaanak-anakselalumendengarperkataanAnda. Jadi, hati-hatilahjikamembicarakankebiasaan orang-orang yang berbedadengandiriAnda. Meskipunhanyacandaan, iniakanterserappadapikiransianakdandapatmemengaruhisikapnya.
4)    Cermatmemilihmainan, buku, danmusik.
Ingatlahpengaruh media sangatbesardalammembentukperilakuanak. Fokuskanpembicaraandengananakmengenaipandangannegatif (stereotype) yang tidakadildanmungkinterpapar di media seperti film dancerita-ceritapadabuku.
5)    Jawabdenganjujur.
Pertanyaan-pertanyaan yang menunjukkankebiasaanberagamadanberbudaya yang berbedaharusdijawabdenganjujurdanmencerminkansikapmenghormati.
6)    Carilahkomunitas yang beragam.
Berilahkesempatananakuntukbermaindanberaktivitasdengan orang lain yang berbedadengandirimereka. Misalnyaketikamemilihsekolah, tempatberlibur, ataupenitipananak, carilahtempat yang populasinyaberagam.
Jikaorangtuamengajarkantoleransipadaanaksejakdini, mengajaricaramenghargai orang lain, sertamenunjukkan model perilakumemperlakukan orang lain secarabaik, niscayaanakakanmenanamkansikap yang samaseiringperkembangannya




Selasa, 13 Juni 2017

RUMAH BELAJAR PANDAWA

RUMAH BELAJAR PANDAWA




          Rumah Belajar pandawa merupakan portal yang menyediakan berbagai bahan belajar serta fasilitas komunikasi dan interaksi antar komunitas pendidikan, juga berisi bahan belajar untuk bahan belajar , wahana aktivitas komunitas/forum, bank soal dan katalog media pembelajaran. Rumah Belajar pandawa ditujukan untuk anak-anak yang mau belajar. Portal belajar diharapkan menjadi milik komunitas, dengan pengisian konten dan aktivitas dari dan untuk komunitas belajar.
          Rumah Belajar pandawa merupakan portal pembelajaran yang diharapkan dapat membantu para peserta didik dan semua lapisan masyarakat mendapatkan sumber belajar yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap Rumah Belajar sebagai salah satu Pusat Sumber Belajar. Terutama bagi anak-anak yang kurang mampu. Secara keseluruhan dengan adanya Rumah Belajar pandawa ini dan aplikasi Manajemen Pelatihan dapat menjadi wahana pengembangan dan peningkatan kompetensi anak didik.
          Layanan Rumah Belajar hadir diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan anak didik. Selain menyediakan berbagai materi pengetahuan tingkat SD, SMP dan SMA  juga memberikan ruang untuk saling berkomunikasi, berbagi pengalaman secara virtual. komunitas ini akan memberikan alternatif media pendidikan yang sesuai dengan kondisi budaya dan lingkungan pendidikan di Indonesia. Seperti kita ketahui masih kurang sekali alternatif media pendidikan yang berbasiskan internet dalam dunia pendidikan Indonesia dan masih kalah jika dibandingkan dengan konten dan media yang berasal dari luar negeri. Melalui komunitas Rumah Belajar ini, maka keragaman materi belajar, model interaksi belajar dan kemasan konten disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
Pemanfaatan Rumah Belajar diharapkan memberikan pengaruh terhadap terbentuknya:
1. Pembinaan anak didik secara berkelanjutan
2. Pengembangan kreatifitas
3. Pengembangan komunitas
Terbentuknya 3 kondisi di atas dikarenakan beberapa proses yang terjadi di dalam Rumah Belajar pandawa sehingga membentuk beberapa aktifitas mandiri yang bermanfaat bagi pembentukan dampak positif terhadap pengguna Rumah Belajar baik (komunitas) yang secara aktif memanfaatkan komunitas ini di dalam Rumah Belajar sesuai dengan kapasitasnya.


“PIALA KEMENANGAN”

“PIALA KEMENANGAN”
(Olimpiade Sekolah Rakyat)

           
       Maraknya anak-anak yang sedang asik bermain klereng, petak umpet di tengah malam dan bercanda gurau pada hari weekend di tengah bisingnya kota Surabaya. Namun dari sudut itu nampak terlihat keistimewaan di dekat perkampungan, tepatnyadi balai RT Desa Lumumba Dalam Gang Buntu RT I/ RW I Kelurahan Ngagel Kecamatan Wonokromo Surabaya. Betapa istimewahnya kampung ini masih terlihat semangat pemuda yang di tengah gaduhnya perkotaan mereka masih sempatkan untuk belajar, dan berlatih pada hari weekend untuk persiapan lomba olimpiade sekolah rakyat yang akan di laksanakan pada tanggal 7 Agustus 2016 mereka ini sangatlah antusias sekali. Betapa indahnya melihat semangat anak muda ini dalam berlatih mengikuti lomba mendongeng, lomba menggambar, dan lomba berpidato di depan publik, disinilah kita bisa cermati motivasi mereka dalam meraih impiannya. Detik-detik pengumuman perlombaan mendongeng, berpidato, dan mengganggambar akan segera di umumkan. Suara gemuruh membuat hati dari peserta lomba mulai berdebar karena menunggu hasil lomba tersebut. Satu jam berlalu penguman mulai di informasikan. Dan alhamdullillah adik-adik pandawa memenangkan perlombaan mendongeng tingkat jawa timur. Terlihat suara sorakan mereka yang penuh dengan kebahagiaan atas kemenangan yang telah mereka raih. Betapa hebatnya adik-adik ini dengan keterbatasan waktu latihan yang hanya latihan dalam 2 minggu saja mereka dapat meraih apa yang telah mereka harapkan selama ini. Dari pihak pengajar yang mengantarkan mereka sangat senang sekali merasakan kebahagian mereka yang telah mendapatkan piala kemenangan, semoga dengan adanya perlombaan seperti ini akan mengapresiasi adik-adik supaya tetap semangat dalam belajar dan terus berusaha akan meraih setiap impian itu, seberapa pun kalian selalu mengatakan sulit namun kita disini yakin akan semua prestasi yang telah kalian capai sampai detik ini. Jangan pernah menyerah atas suatu impian kalian adik-adik pandawa, tetap raih, capai, dan raih kembali piala-piala kemenangan mu. Semangat!! 


SUMPAH PEMUDA

 PERAYAAN SUMPAH PEMUDA DI RUMAH BELAJAR PANDAWA



Setiap tanggal 28 Oktober masyarakat Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda , Sumpah Pemuda juga mengajarkan nilai – nilai persatuan dan kesatuan bangsa Tanah Air Indonesia. Peristiwa Hari Sumpah Pemuda juga membuktikan bahwa berbagai pendapat dapat disatukan. Maka dari itu seluruh masyarakat Indonesia harus meladani sikap dan perilaku para pemuda yang telah berhasil mengikrarkan Sumpah Pemuda. Tanpa sadar, dengan cara sederhana kita dapat mengamalkan nilai – nilai Sumpah Pemuda dalam kehidupan sehari – sehari di lingkungan Masyarakat.
Manusia merupakan makhluk sosial, manusia juga memerlukan bantuan orang lain. Manusia juga hidup dilingkungan masyarakat terdapat banyak perbedaan – perbedaan, berbedaan dari sikap, perilaku dan tenggang rasa dll. Hal itulah bisa disiasati dengan hal baik.
Seperti yang dilakukan oleh anak – anak Rumah Belajar Pandawa, mereka mengikuti kegiatan gotong royong. Dengan cara menanam pohon di sekitar area , Tujuan kegiatan ini mengajarkan arti saling bantu membatu dan saling kerja sama untuk membantu penghijauan kembali di bumi. Dan mengajarkan arti untuk melindungi bumi sejak dini.
Anak – anak rumah pandawa juga mengamalkan dengan cara membacakan Sumpah Pemuda di depan umum. Agar anak – anak tau apa itu Sumpah Pemuda? Dan sejak dini harus di tanamkan sikap dan perilaku yang tepat untuk menjadi Pemuda yang berguna bagi bangsa.

Yang di lakukan oleh Anak – anak dan panitia GMNI terinspirasi dari Hari Sumpah Pemuda agar sejak dini mereka tidak melupakan jasa – jasa para pahlawan, tentunya ikut serta dalam membangun Indonesia. Yang terpenting perayaan ini menumbuhkan rasa nasionalisme sehingga mereka bangga menjadi Anak – anak dan Pemuda Indonesia.

Senin, 22 Mei 2017

Kota Ramah Anak Surabaya


 Predikat Kota Ramah Anak yang disandang Surabaya belum menjamin sepenuhnya perlindungan serta hak dasar anak.

Keberadaan anak-anak di Pemukiman Lumumba Dalam, Ngagel, Kecamatan Wonokromo menjadi contoh kecil. Di kampung padat penduduk yang tidak jauh dari Stasiun Wonokromo dengan”pernak-pernik” kehidupan malam yang menyertainya, terdapat sejumlah anak putus sekolah. Selain itu, mereka juga rentan menjadi korban bahkan pelaku kejahatan seksual. Ini yang terlihat ketika Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Psikologi Universitas Surabaya (Ubaya) mengadakan kegiatan bertajuk Psikoedukasi untuk Kota Surabaya di Lumumba Dalam, RT 1/RW I, Ngagel, Kecamatan Wonokromo, kemarin.

Dalam program ini, Ubaya menggandeng Rumah Belajar Pandawa di kampung tersebut. Selama ini, anak-anak tersebut dibina para pengelola Rumah Belajar Pandawa. Ketua Rumah Belajar Pandawa M Ali Shodikin mengatakan, anak-anak di Lumumba Dalam cenderung dewasa saat usianya masih dini. Ini tidak lepas dari pengaruh lingkungan tempat tinggal mereka.”Anak-anak di sini ada yang dulunya dibuang orang tuanya, lantas dirawat warga. Ada yang lulus SD dan tidak meneruskan ke SMP. Ada yang SD mrothol, tidak meneruskan. Faktor ekonomi menjadi alasan utama,” papar Ali Shodikin.

Kampung Lumumba Dalam, kata Ali Shodikin, merupakan kampung dengan permasalahan cukup kompleks. Ada pendatang, penghuni kos, dan lainnya. Lokasinya yang dekat dengan Stasiun Wonokromo berikut kehidupan malam di sekitarnya berimbas pada psikologi anak-anak di sana. ”Di sekitaran stasiun ada lokalisasi terselubung. Imbasnya, ada anak terjebak seks bebas. Menikah saat belum waktunya karena hamil imbas seks pranikah. Generasi ke depan jangan seperti itu. Mata rantainya harus diputus,” tutur Ali yang merupakan kandidat doktor dari Universitas Negeri Solo. Ini yang membuat Ali dan empat temannya yang juga pendiri Rumah Belajar Pandawa selalu menyambut baik dan mendukung kampus yang masuk ke Lumumba Dalam untuk mengedukasi anak-anak.

Selain Ali, ada pula Abdullah Kafabih, Amar Munawar, Muhammad Ridwan, dan Muhammad Makmuri, ikut terjun langsung membantu mahasiswa yang menetapkan program untuk anak. ”Sebelum Ubaya, ada mahasiswa Untag Surabaya dan kampus lain menjalankan program kampus di Lumumba. Pendidikan akademik selalu diberikan relawan Rumah Belajar Pandawa. Bantuan yang diberikan mahasiswa berupa pendidikan soft skill, psikologi, dan edukasi seksualitas. Wakil Dekan I Fakultas Psikologi Ubaya Sri Siuni menambahkan, program Psikoedukasi di Lumumba Dalam merupakan bagian dari Dies Natalis ke-35 fakultasnya. Selain itu, dalam rangka menjalankan tri darma perguruan tinggi.

”Untuk pelatihan hari ini (kemarin), mahasiswa psikologi menanamkan proteksi dini pada anak. Selain itu, menanamkan anak menjadi pahlawan bagi dirinya, teman dan lingkungan,” ulas Sri Siuni. Hadil psikoedukasi akan dievaluasi. Anak yang sudah menginjak dewasa akan diajak ke kampus untuk ditemukan para psikolog. Harapannya, anak mau bercerita tentang masalah yang mereka alami. Hasil evaluasi juga akan menjadi bahan Ubaya menentukan program lanjutan. Termasuk menggandeng Pemkot Surabaya dalam menyelesaikan problem sosial yang menyangkut anak.

Dosen pembimbing psikoedukasi, Nurlita Endah Karunia, menyatakan, mahasiswa yang terjun ke kampung dipantau langsung. Terutama dalam berinteraksi dengan anak-anak di lokasi. Syahputra, salah satu anak di Lumumba Dalam mengaku senang ada kakak-kakak mahasiswa.”Diajari bermain Samson dan Delilla,” tuturnya.

http://koran-sindo.com/page/news/2017-05-15/