Jumlah pengunjung

Selamat Datang di BLOG RUMAH BELAJAR PANDAWA

Jumat, 30 Desember 2011

BAKTI GURU UNTUK KEBERSIHAN HATI DAN LINGKUNGAN


Jarang sekali yang tahu kapan hari guru nasional tiba. Karena memang peringatan hari guru tidak akan dirayakan semeriah perayaan hari kemerdekaan atau sepopuler hari pendidikan. Juga tidak akan diisi aksi demonstrasi besar layaknya hari buruh.
   Hari guru jatuh pada tanggal 25 november, hari tersebut juga disebut sebagai hari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Dan dalam rangka memperingati  hari guru, pada 26 desember 2011 rumah belajar pandawa mengadakan sebuah acara yang bertajuk membangun idealisme pendidikan dalam menyikapi perkembangan zaman. Bertempat di taman pandawa di samping jembatan kali jagir (bosem wonorejo), kelurahan ngagel kecamatan wonokromo.
Bakti  guru
    Acara hari guru yang diadakan oleh rumah belajar pandawa terdiri dari berbagai kegiatan. Diantaranya adalah dongeng tauladan,lomba bersih taman, penulisan prasasti cita-cita anak negeri dan pembagian hadiah bakti guru.
Menurut direktur rumah belajar pandawa, prabu ali airlangga , acara ini termotifasi oleh mangkraknya taman yang minim kegiatan. Sehingga taman kelihatan mati dan seolah tidak difungsikan.
Sementara acara peringatan hari guru sendiri dipilih sebagai perwujudan apresiasi untuk guru yang selama ini mengajar  para relawan pengajar pandawa yang kini mengajar anak-anak miskin kota, pengamen dan anak jalanan lainnya.
“acara ini membuat saya menyadari jasa guru yang telah menjadikan saya seperti ini” ujar vina, salah satu pengajar pandawa yang memandegani acara bakti guru, bahkan vina sendiri kuliah di fakultas keguruan.
Disinggung mengenai runtutan acara, sekertaris direktur rumah belajar pandawa, awan swarga menjelaskan bahwa rangkaian acara ini sengaja dipilih karena syarat nilai. Sebab acara ini bukan sekedar harus meriah semata. Tapi harus memberi kesan moral yang berkelanjutan. Sehingga dapat bermanfaat untuk kini dan selanjutnya.
“acara pertama adalah dongen tauladan, dongeng ini berisi kisah tauladan yang memotifasi anak-anak untuk meneladani kisah dalam dongeng. Kebetulan dongeng bercerita tentang kebersihan hati dan keberisahan lingkungan.” Terang awan swarga yang sebelumnya memberi dongeng untuk anak-anak.
“acara selanjutnya adalah membersihkan taman, ini dalam rangka menjaga kebersihan taman sebagai bentuk kepedulian lingkungan, apalagi taman ini (taman kali jagir red) termasuk taman yang kurang terawat”  tambah lelaki yang masih duduk dibangku kuliah tersebut dengan senyum khasnya.
Memang jika dilihat sepintas, taman tersebut kurang terawat, bahkan cenderung menjadi peristirahatan para gelandangan di teriknya matahari siang. Sampai ada juga yang menjajidikannya sebagai tempat tinggal sekaligus tempat mangkal para pramuria tua.
Prasasti Cita-Cita
      Setiap anak indonesia sudah barang tentu memiliki sebuah pengandaian tentang masa depan, atau yang sering disebut sebagai cita-cita.
Cita-cita merupakan sebuah motivasi bagi anak untuk tetap giat belajar. Karena menurut banyak orang, cita-cita dapat tercapai jika kita pandai dan cerdas. Dan untuk pandai dan cerdas pastinya seorang anak harus giat belajar.
      Namun sebagian orang tua bahkan lingkungan cenderung mengabaikan potensi anak dalam mewujudkan cita-citanya. Bahakan cenderung digembosi oleh lingkungan. Misalnya cita-cita yang diungkapkan oleh anak akhirnya menjadi bahan ejeken teman-temannya. Atau bahan tertawaan lainnya yang membuat sang anak menjadi kurang percaya diri.
     Hal semacam inilah yang terjadi pada anak-anak miskin kota, anak jalanan dan anak lain. Kondisi dan lingkungan seolah mengharamkan mereka untuk bercita-cita.
Cita-cita Anak dari golongan yang terbuang ini cenderung diremehkan oleh golongan lain. Bahkan juga dianggap acuh oleh golongan mereka sendiri.
Hal ini karena memang keadaan sepertinya tidak memungkinkan mereka untuk bercita-cita. Misalnya mereka menganggap mustahil jika seorang anak ingin jadi guru, tentara atau polisi. Seolah cita-cita semacam itu terlampau mewah untuk mereka.
     Tapi bagi pengajar dirumah belajar pandawa, MH Adien menyatakan bahwa bercita-cita adalah hak asazi tiap  anak yang tidak boleh dilarang dan dibatasi. “semestinya mereka tidak digembosi, melainkan harus dimotifasi” tuturnya kepada Pandawa Kalimasada.
“maka dari itu kami (rumah belajar pandawa) memfasilitasi anak bangsa untuk mengabadikan cita-citanya melalui tulisan tangan, apa cita-cita mereka pada selembar kain yang sengaja kami pajang” tambahnya saat acara pembubuhan prasasti cita-cita oleh anak-anak berlangsung.
Seni dan Kesadaran Moral
Akhirnya acara ditutup oleh pentas seni. Tapi sebelum pentas seni, para relawan pengajar pandawa membagi-bagikan hadiah untuk anak bangsa.
“hadiah ini kami berikan sebagai dorongan agar mereka lebih giat belajar dan berusaha lagi” jelas habibi MF yang merupakan pengajar tetap di rumah belajar pandawa. Mahasiswa semester tujuh ini juga menambahkan bahwa hadiah juga diberikan untuk anak-anak yang berhasil mengumpulkan sampah plastik yang sebelumnya berserakan ditaman.
      Menurutnya hal ini dapat menggugah kesadaran mereka akan pentingnya kebersihan lingkungan. Karena kebersihan adalah seni hidup yang indah dan sehat.
Diakhir acara salah satu anak didik rumah belajar pandawa yang telah sukses menyabet juara pertama lomba baca puisi sejawa timur di hari anak nasional kemarin, danang membacakan puisi “aku” dengan iringan musik dari kawan teater Q. Teater Q merupakan unit kegiatan mahasiswa bidang teater yang tidak diragukan lagi kiprahnya diseni pertunjukan teater maupun musik.
Puisi “aku” karya khairil anwar sengaja menjadi puisi yang diharapkan membuat anak bangsa bersemangat menjadi aku yang dapat mewujudkan cita-citanya. Jadi apapun kata orang tentang cita-cita mereka, mereka tetap akan berusaha dan menjadi diri sendiri untuk mewujudkan cita-cita itu.
Guru yang Menjadi Murid
     Setelah acar usai, sundari. Pengajar relawan yang khusus mengajar anak usia dini merasa bahagia bisa bergabung dirumah pandawa sekaligus menjadi bagian dari kesuksesan acara hari guru pada hari itu.
“aku seneng banget, menjadi guru dilembaga ini membuatku memperoleh banyak pelajaran berharga, sehingga saya bukan sekedar guru, melainkan menjadi murida dari pengalaman yang saya dapat dilingkungan ini”. Tuturnya setelah acara penutupan diakhiri dengan do’a.
“dan acara ini di adakan bukan sebagi perayaannya guru-guru pandawa, mealinkan refleksi kami terhadap guru-guru kami dahulu yang membuat kami kini menjadi guru disini” tambah khotijah, rekan sundari dalam mengajar anak usia dini, yang sekaligus teman satu kelas sundari di kampus.
Akhirnya acara ini berakhir dengan semangat menatap masa depan anak-nak bangsa yang kiranya akan memeberi kontribusi terhadap kejayaan indonesia di masa mendatang. Karena kepedulian guru menjadi semacam  suplelen para peserta didiknya yang berkualitas guna mewujudkan bangsa berkualiatas.
Dirgahayu guru indonesia

0 komentar:

Posting Komentar