Jumlah pengunjung

Senyum Indah Mereka Adalah Anugerah

Rumah Belajar Pandawa, Rumah Bagi Mereka Yang Tidak Punya Rumah dan Tempat Belajar Bagi Mereka Yang Tak Sanggup Sekolah.

This is default featured slide 2 title

Rumah Belajar Pandawa, Rumah Bagi Mereka Yang Tidak Punya Rumah dan Tempat Belajar Bagi Mereka Yang Tak Sanggup Sekolah.

Mengabdi Pada Masyarakat

Rumah Belajar Pandawa, Rumah Bagi Mereka Yang Tidak Punya Rumah dan Tempat Belajar Bagi Mereka Yang Tak Sanggup Sekolah.

This is default featured slide 4 title

Rumah Belajar Pandawa, Rumah Bagi Mereka Yang Tidak Punya Rumah dan Tempat Belajar Bagi Mereka Yang Tak Sanggup Sekolah.

Mari Bergabung Bersama Kami

Rumah Belajar Pandawa, Rumah Bagi Mereka Yang Tidak Punya Rumah dan Tempat Belajar Bagi Mereka Yang Tak Sanggup Sekolah.

Selamat Datang di BLOG RUMAH BELAJAR PANDAWA

Sabtu, 28 Desember 2013

Kenagan Bersama Relawan Universitas Katolik Darma Cendika.


Puji syukur kepada Tuhan, atas Rahmat dan kesempatan kepada kelompok kami dalam menyelesaikan PKL (Praktik Kerja Lapangan). Laporan ini kami buat sebagai persyaratan kelulusan mata kuliah agama semester satu di Universitas Katolik Darma Cendika.
Dalam penyusunan laporan ini kami didorong oleh rasa ingin tahu sekaligus belajar untuk dapat berbagi dengan maupun anak-anak yang membutuhkan ilmu pengajaran secara akademik dan non-akademik.
Kami sebagai kelompok mengharapkan dengan adanya laporan ini, memberikan kami pemahaman arti tentang kehidupan yang sesungguhnya. Banyak hal yang kami bisa bagikan diantaranya, bagaimana kami belajar memahami karakter satu pribadi dengan pribadi yang lain. Bagaimana keunikan setiap anak dalam hal berpola pikir. 
Dalam melaksanakan  kegiatan ini kami mempunyai banyak peluang karena kami mengetahui bahwa ada potensi yang berbeda dari setiap manusia. Kita berharap bahwa kegiatan yang telah kita lakukan dapat memberikan arti bagi kehidupan kita semua dimasa mendatang. Dalam kegiatan ini, tentunya tidak menutup kemungkinan bahwa masih ada kendala- kendala yang kami hadapi baik dari segi waktu penyesuaian pengajaran maupun cuaca yang terkadang kurang mendukung.
Kesempatan yang kami peroleh merupakan kesempatan yang sangat berharga. Ucapan terima kasih, kami berikan kepada Mas Prabu Ali Airlangga selaku direrktur dari pencetus rumah Belajar Pandawa yang berlokasi di jalan Ngagel-Wonokromo Surabaya.
Kita melakukan pengenalan pada anak-anak PANDAWA pada saat itu juga terlihat muka kegembiraan diraut wajah mereka. Karena mendapatkan guru pendamping baru. Setelah melakukan pengenalan kami melakukan pengajaran materi kepada anak-anak tersebut, pada saat kita mengajar terlihat ada beberapa anak masih malas untuk belajar dan kami juga merasa terkejut ketika mendapati bahasa mereka yang cenderung kasar, bahkan masih terlihat dari mereka betapa kurangnya pendidikan bahasa dilingkungan tempat tinggal sekitarnya.

Pada Pertemuan kedua kami datang ke Rumah PANDAWA kembali untuk mengajar, tetapi kedatangan kami kali ini terlambat, dikarenakan adanya jadwal kuliah yang berakhir pada pukul 19.30 WIB. Setelah perkuliahan kami menuju ke tempat PANDAWA. Sesampainya disana ternyata mereka belum melangsungkan pelajaran, dikarenakan mereka menantikan kami dan kamipun langsung mengajar.
Pengajaran berlangsung seperti biasa, antusias tampak di wajah mereka , seiring waktu intensitas bertemu. Tidak seperti waktu hari pertama yang masih canggung dan cenderung malu. Sikap saling bercanda mulai mereka tunjukan sebagai rasa pertemanan yang mulai akrab.
Pada pertemuan terakhir Kami tidak melakukan pengajaran karena ini waktu terakhir kami melakukan pengajaran, kami memutuskan mengadakan acara ramah-tamah dengan berjalan-jalan ketaman bungkul. Kami juga memberikan kenang-kenangan pada mereka berupa beberapa fasilitas pendukung dalam proses belajar-mengajar mereka. Sebelum berangkat kami melatih mereka untuk disiplin waktu dengan cara berbaris tanpa ribut dan menjadi kendala kami adalah susah untuk mengatur mereka untuk disiplin ternyata sangat susah sehingga kamipun tersendat keberangkatannya. Pada pukul 20.00 WIB kami mulai berangkat dengan berjalan kaki yang lokasinya ternyata cukup jauh. Sesampainya disana kami bermain dan mereka terlihat antusias dan gembira untuk bermain ditaman Bungkul. Kami juga mendampingi untuk bermain dan berbagi minuman dan snack dengan mereka. Dan kita mengajak mereka untuk saling berbagi, kemudian pada pukul 22.15 WIB kami melakukan perjalanan kembali ke rumah belajar PANDAWA dan sebelum kami pulang kami berpamitan dengan anak-anak PANDAWA dan juga dengan  mas Prabu Ali Airlangga beserta para pengajar yang lainya.


Jumat, 12 Juli 2013

"Ramadhan Ceria 1434 H"

 Berawal dari sebuah perkumpulan yang direncanakan oleh Allah SWT.
Terciptalah sebuah harmonisasi yang berjalan sehingga banyak sekali menghasilkan kegiatan positif untuk masyarakat. Seperti imajinasi ide itu terbentuk dari pergelutan pikiran-pikiran, dari imajinasi itulah ide untuk membuat rencana besar pada bulan Ramadhan.  Seperti kesuksesan panda bulan Ramadhan yang sebelumnya bulan yang suci kali ini kami akan mengadakan "Ramadhan Ceria 1434 H "

Acara ini diselenggarakan selama bulan Ramadhan 2013.
Bagi para relawan, donatur, Updaters yang ingin berpartisipasi pada acara ini, berikut detailnya:

Senin 15 Juli 2013 Pembukan "Ramadhan Ceria 1434 H  "
Rangkaian Acaranya:
    15 Juli Serba Ta'jil ( Berbagi Takjil)\
    16-21 Pondok Pesanten  Penghafal Quran / Hafidz
    22-28 Juli Kajian Spesial Ramadhan dan Buka Bersama Anak Yatim, Anjal, Dhuafa
    28-30 Juli Bakti Sosial
    1-3 Agustus Merah putih ramadhan (Lomba-lomba)
    04  Agustus Penutupan dan pembagian Bingkisan Lebaran

TUJUAN KEGIATAN
Menggalang persatuan dan kesatuan umat.
Menjalin dan mempererat Ukhuwah Islamiah yang telah ada.
Membagi kebahagiaan Ramadhan dengan saudara yang kurang beruntung.
Memotivasi untuk berlomba-lomba menuju kebaikan di bulan suci yang penuh berkah ini.
Mewujudkan kepedulian terhadap sesama.


Informasi lebih lanjut zoom flyer Acara "Ramadhan Ceria 1434 H " ini. Bisa meng hubungi kami
Alamat : Rumah Belajar PANDAWA RT 01 RW 01 desa Lumumba Dalam kel. Ngagel Kcm. Wonokromo Surabaya
-Tlp/Sms : 085852456350
-Email : pandawa_ilmukawula@yahoo.com

Senin, 01 Juli 2013

Konjen AS Berkunjung di Pandawa

Surabaya 28 Juni 2013. 
Konsul Jenderal A.S. di Surabaya, Joaquin Monserrate berdiskusi dengan relawan muda yang tergabung dalam Rumah belajar Pandawa yang di ketuai oleh adalah M. Ali Shodikin mahaiswa alumni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya., yang sekarang melanjutkan pendidikan Magister Hukum di UNTAG Surabaya. ”Saya sangat senag dengan kunjungan bapak Joaquin Monserrateselaku Konsul Jenderal A.S. di RB Pandawa.
Kunjungan  ini tidak lepas dari kerjasama yang dilakukan antara lembaga RB Pandawa dengan SEAYLP (Southeast Asia Youth Leadership Program), sebuah program pertukaran yang didanai Pemerintah A.S.
"Pendidikan menjadi perhatian pemerintah Amerika. Dan kami sangat mengapresiasi apa yang sudah dilakukan mahasiswa disini," ujar Monserrate ketika ditanya oleh salah satu murid RB Pandawa.
Dalam kerjasama yang dilakukan  Rumah Belajar Pandawa  bersama Garuda Team mengadakan pembelajaraan bahasa Inggris gratis kepada puluhan anak-anak SD-SMP Kampung Lumumba Dalam, Ngagel-Wonokromo, Surabaya. Acara malam tersebut dihadiri  seluruh relawan dari Garuda Team dan Rumah Belajar Pandawa, serta puluhan murid. 50-an relawan dan anak didiknya berkumpul, dan berdiskusi dengan Bapak Konjen terkait masalah pendidikan, sosial, budaya.
Saat menyampaikan sambutannya, pria yang biasa dipanggil Prabu Ali Airlangga  mengatakan "Pemenuhan kebutuhan pendidikan baik formal maupun nonformal sangat dibutuhkan". Menurutnya, hal ini dapat memberikan dampak yang besar terhadap penduduk dalam rangka peningkatan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) bangsa kita. Saat ini pendidikan luar sekolah memiliki peranan yang tidak kalah penting. Pendidikan ini berfungsi untuk membantu anak didik untuk memaksimalkan potensinya yang mungkin belum seluruhnya bisa diperoleh melalui jenjang pendidikan formal.
”Pendidikan merupakan hak setiap warga negara yang merupakan amanat yang semestinya kita lakukan bersama,” tegas  pentolan PANDAWA. Oleh karena itu, sudah menjadi tanggung jawab Negara serta kita selaku warga Negara untuk turut terlibat dalam masalah-masalah di bidang pendidikan, seperti masalah pengawasan dan pembiayaan. 
Menurut Monserrate semestinya semua warga negara punya kesempatan mengakses pendidikan, karena pendidikan merupakan hak dasar setiap manusia, termasuk warga miskin sekalipun.  Kegiatan rumah belajar Pandawa sangat menarik perhatian Monserrate, sehingga diplomat AS ini meluangkan waktu untuk melihat langsung kelas belajar tersebut. Kelas belajar Komunitas pandawa, merupakan kelas gratis untuk mendidik anak-anak keluarga yang kurang mampu di belakang dinas perairan kota surabaya.
Joaquin Monserrate, juga mengapresiasi adanya perpustakan yang di sediyakan untuk anak-anak, dia kagum karena anak-anak juga belajar membaca dongeng-dongen yang ditulis dengan bahasa Inggris. Sebelum meninggalkan lokasi acara tersebut konjen AS berpesan untuk meningkatkan kecerdasan bangsa tidak harus selalu melalui jalur pendidikan formal saja, akan tetapi dapat juga melalui jalur pendidikan nonformal. Oleh karena itu, diperlukan adanya sarana komunikasi informasi ilmu pengetahuan untuk disampaikan kepada masyarakat yaitu perpustakaan.  
"With the library, the community can use it as a means of information, knowledge, and creating a culture of reading." Dengan dana pribadi dan bantuan dari beberapa donatur  para mahasiswa ini mendidik anak-anak tersebut agar bisa membaca tulis dan sejumlah pengetahuan dasar lainnya. [] Al

Minggu, 07 April 2013

Guru Garda Depan bagi Proses Pendidikan

Oleh : Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si (Dewan Pembina Rumah Belajar Pandawa)
Dewan Pembina  Rumah Belajar PANDAWA
  
Kurikulim pendidikan merupakan isu yang terus dibicarakan bagi genap praktisi, akademisi serta pemerintah. Hal ini dikarenakan pendidikan, tetap dianggap sebagai instrumen penting dan esensial bagi pengembangan manusia Indonesia di dalam menghadapi globalisasi menuju tahun  Indonesia emas 2045.
Namun terkadang Isu anggaran tentu saja sudah merupakan isu klasik di dalam konteks pembangunannya nasional, akan tetapi Isu anggaran masih tetap di perdebatkan.  Menurut analisa saya problem yang tidak kalah penting adalah mengenai guru. Semua masih sependapat bahwa kunci keberhasilan pendidikan terletak pada kualitas guru dan profesionalitas guru. Negara dituntut untuk manapun, meskipun teknologi sudah menjadi bagian tidak terpisahkan bagi dunia pendidikan, akan tetapi peran guru di dalam proses pembelajaran tetaplah menjadi kata kunci sukses pendidikan.
Mari kiata bersama menengok peran Rumah Belajar Pabdawa yang ada di kota Surabaya. Sebagaimana diketahui bahwa tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pendidikan adalah kewajiban seluruh komponen bangsa. Pendidikan memang bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, akan tetapi juga menjadi tanggung jawab masyarakat. Oleh karena itu, setiap prakarsa untuk mendirikan dan menyelenggarakan pendidikan pada level apapun, tentu harus didukung, dibantu bahkan diapresiasi secara memadai.
Pada  diskusi di Komite Pendidikan Nasional, saya sering berpesan bagaimana penyiapan guru di dalam menghadapi perubahan kurikulum ini. Apakah guru sudah siap menghadapi perubahan kurikulum. Jangan sampai kurikulumnya berubah tetapi mindset guru tidak berubah. Sama saja antara kurikulum yang sebelumnya dengan kurikulum yang baru. Karena menyangkut perubahan mindset guru, maka tentunya harus disiapkan secara memadai tentang kesiapan guru ini.
Guru tidak boleh berubah di dalam fungsinya sebagai transformer ilmu dan pamong bagi para siswa. Selain itu  contoh di dalam kehidupan masyarakat. Sebagai transformer ilmu pengetahuan maka di dalam dirinya harus ada mindset untuk melakukan yang terbaik bagi profesinya sebagai guru dan sebagai pamong maka dia akan membimbing ara siswanya di dalam proses pencarian kebenaran yang berbasis pada ilmu pengetahuan.  Guru adalah contoh bagi para siswa di dalam karakter dan tindakan. Di dalam konteks Jawa, guru disebut kependekan dari kata digugu lan ditiru atau yang diikuti kata-katanya dan diikuti tindakannya.
Guru merupakan Garda Depan bagi proses pembelajaran dan pendidikan. Dialah yang akan menentukan apakah pendidikan Indonesia berhasil atau tidak. Sebagai Garda Depan, sesungguhnya para guru telah memperoleh penghargaan sebagai guru profesional, yaitu guru yang telah memperoleh pengakuan sebagai pekerja profesional, sebagai-mana dokter, ahli teknik,  hukum dan sebagainya.
Sebagai pekerja profesional yang diakui oleh undang-undang, maka status guru tentu sangat dihormati. Tidak  hanya dari segi pendapatannya, akan tetapi juga dari sisi penghargaan yang layak. Jika dulu para guru disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa disebabkan oleh kurangnya penghargaan terhadapnya, maka sekarang tentu tidak bisa lagi disebut dengan sebutan tersebut.
Kurikulum bagaimanapun baiknya tentu masih sangat tergantung kepada para guru. Oleh karena itu perubahan mindset para guru tentu menjadi sangat penting sebagai prasyarat keberhasilan implementasi kurikulum. Dengan demikian, keberhasilan penerapan kurikulum 2013 juga sangat bergantung kepada perubahan mindset para guru di dalam mendidik para siswa.
Kurikulum sebagai dokumen adalah variabel instrumen keberhasilan pendidikan. Akan tetapi yang menjadi variabel substansialnya adalah para guru. Instrumen musik adalah kumpulan  bunyi-bunyian yang akan bisa dinikmati dengan menyenangkan jika dimainkan oleh para pemain musik profesional. Jadi pemain musik yang ahlilah yang akan menentukan apakah sebuah sajian instrumen musik bisa dinikmati atau tidak. Demikian pula guru yang berkualitas lah yang akan menentukan apakah pendidikan akan bisa menjadi wahana bagi pengembangan kapasitas manusia atau tidak. Tanpa guru yang baik dan berkualitas rasanya jangan pernah bermimpi bahwa pendidikan Indonesia akan naik peringkat di dalam ranking kualitas pendidikan di dunia.
Kehadiran rumah belajar yang didesain secara khusus tentunya bisa menjadi alternative bagi program pembelajaran yang berdaya guna.Oleh karena itu, tugas Rumah Belajar Pandawa adalah menyelenggarakan pendidikan berbasis kerakyatan tersebut, namun demikian ke depan memiliki prospek sebagai lembaga pendidikan yang diakui oleh masyarakat dan juga pemerintah sebagai lembaga pendidikan yang baik.
Wallahu a'lam bialshawab.


Kamis, 04 April 2013

Prabu Ali Airlanga

Bila harus memilih antara melanjutkan pendidikan S2 dan mengabdi pada masyarakat, tentu Anda akan memilih yang pertama.
Namun pilihan kedualah yang dipilih oleh Prabu Ali Airlanga mahaiswa alumni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya. ”Saya sangat senang melihat adik-adik saya mengabdikan dirinya pada masayrakat ketimbang melakukan hal-hal yang negatif. Meski saya harus menunda progam untuk melanjutkan belajar saya ke jenjang S2,” ucap Prabu Ali. Di samping itu mereka butuh bimbingan serta bantuan yang nyata untuk bisa mewujudkan  Rumah Belajar PANDAWA. Dan mereka menunjuk saya untuk menjadi direktur PANDAWA. Lanjut Prabu Ali Airlanga menjelaskan dengan senyum ramahnya.
Untuk menghadapi masalah pendanaan, pemuda 24 tahun itu mengajarkan pada adik-adiknya tentang nilai loyalitas dalam perjuangan. ”Saya tidak ingin sampean hanya mengandalkan bantuan dana dari orang lain. Kita harus rela untuk patungan demi mewujudkan PANDAWA” ucap Prabu Ali kepada pengurus PANDAWA.
Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk di kota besar yang tidak dibarengi dengan meningkatnya kesejahteraan, mengakibatkan semakin tingginya ketimpangan sosial yang terjadi di masyarakat. Seiring dengan semakin padatnya populasi penduduk yang tidak diikuti peningkatan penghasilan perkapita, menjadikan masyarakat memiliki beban berat dalam memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan hidup manusia meliputi sandang, pangan, dan papan. Serta kebutuhan akan pendidikan semakin meningkat pula terutama di negara berkembang, salah satunya Indonesia. Jelas direktur PANDAWA.
Lanjut Prabu Ali Airlanga, mantan ketua paguyuban teater ‘Q’ Surabaya, Pemenuhan kebutuhan pendidikan baik formal maupun nonformal sangat dibutuhkan. Menurutnya, hal ini dapat memberikan dampak yang besar terhadap penduduk dalam rangka peningkatan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) bangsa kita. Saat ini pendidikan luar sekolah memiliki peranan yang tidak kalah penting. Pendidikan ini berfungsi untuk membantu anak didik untuk memaksimalkan potensinya yang mungkin belum seluruhnya bisa diperoleh melalui jenjang pendidikan formal.
”Pendidikan merupakan hak setiap warga negara yang merupakan amanat yang semestinya kita lakukan bersama,” tegas  pentolan PANDAWA. Oleh karena itu, sudah menjadi tanggung jawab Negara serta kita selaku warga Negara untuk turut terlibat dalam masalah-masalah di bidang pendidikan, seperti masalah pengawasan dan pembiayaan.
Senada dengan Nur Syam, lelaki yang mendapatkan gelar Profesor dalam bidang sosial, pendirian Rumah Belajar tentu sangat strategis ke depan. Sebagaimana diketahui bahwa tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pendidikan adalah kewajiban seluruh komponen bangsa.
Pendidikan memang bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, akan tetapi juga menjadi tanggung jawab masyarakat. Oleh karena itu, ”setiap prakarsa untuk mendirikan dan menyelenggarakan pendidikan pada level apapun, tentu harus diapresiasi secara memadai” kata Nur Syam.
Seirama dengan kemajuan zaman dan semakin menyeruaknya kapitalisme pendidikan, maka mendirikan rumah-rumah belajar bagi kalangan masyarakat ekonomi lemah adalah sebuah gagasan yang unik. Melalui model-model rumah belajar yang pembiayaannya sangat murah bahkan gratis, maka akan bisa menjadi antithesis bagi pendidikan berbasis kapitalisme. Dengan demikian, jika model-model ini berhasil, maka tentunya akan dapat ditularkan atau didiseminasikan ke tempat lain yang memiliki karakter yang sama atau hampir sama. Nur Syam selaku pembina PANDAWA. menyatakan ”Seharusnya pemerintah menghargai terhadap prakarsa masyarakat semacam ini”. 
Tambah lelaki separuh baya itu ”Saya berkeyakinan bahwa jika model-model rumah belajar itu didukung oleh kebijakan pemerintah dan didukung oleh masyarakat secara memadai, maka model belajar rakyat semacam ini akan bisa menjadi alternatif lain bagi program pendidikan di masa mendatang. Oleh karena itu seharusnya pemerintah memberikan dukungan kebijakan dan anggaran. Sehingga mimpi anak bangsa untuk terlibat dalam proses pendidikan bangsa akan bisa terwujud”.
”Rasa semangat serta kesadaran generasi muda yang ingin mengabdikan diri kepada masyarakat dan bangsanya melalui media pendidikan, patutnya dibimbing dan diarahkan,” ujar Nur Syam mantan Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya. ”Selain itu mereka juga mengamalkan dari amanat Tri Dharma perguruan tinggi. Maka dari itu saya mendukung dan menyetujuinya. Selain itu saya juga siap untuk dimintai bantuan agar niatan yang baik tersebut dapat terwujud,” bebernya.
“Munculnya suatu anggapan  bahwa tujuan seseorang untuk belajar adalah setelah lulus bisa mendapatkan pekerjaan dan menjadi orang kaya adalah anggapan yang kurang tepat. Cara pandang masyarakat terhadap nilai-nilai  pendidikan  sangatlah keliru. Sebab tujuan dari pendidikan adalah mencerdaskan generasi negeri serta menghilangkan kebodohan,” papar Prabu Ali Airrlangga.
Ditemui saat selesai mengajar murid-muridnya, Prabu Ali menyampaikan, ”Jika masyarakat dibenturkan pada suatu kenyataan  di abad mutakhir ini, banyak dari mereka yang mempunyai persepsi bahwa ukuran  dari tingkat yang paling urgen tak lain hanyalah perihal tentang pemenuhan kebutuhan material semata,” lanjut  lelaki 24 tahun jebolan  Fak. Syariah Jurusan Ahwalus Syakhsiyah (Hukum Keluraga Islam). ”Masyarakat modern mempunyai suatu anggapan  bahwasannya ukuran keberhasilan penyerapan ilmu ditentukan pada saat ujian akhir dan dalam wujud angka-angka. Padahal itu semua keliru”.

Impiyan Yang Nyata
Mengentaskan anak-anak miskin dari kebodohan. Mereka berjuang bersama teman-temanya untuk merangkul  anak jalanan (ANJAL) pengemis, pemulung, preman, pekerja sek komersial serta  pedagang asongan  agar mereka mau menitipkan putra-putrinya untuk belajar bersama di Rumah Belajar PANDAWA.
Itulah impian yang ingin diwujudkan oleh lima pemuda. Mereka adalah Mukhammad Makmuri, Mukhammad Ridwan, Abdullah Kafaby, Amar Munawar  serta M. Ali  Shodikin atau biasa dikenal Prabu Ali Airlanga. Selaku generasi muda mereka mempunyai suatu gagasan yakni mendirikan sebuah rumah belajar bagi anak-anak yang tidak mampu.
Mukhammad Ridwan mengatakan. ”Sistem pengajaran yang memuaskan akan menjadi senjata ampuh dalam mengembangkan rumah belajar tersebut.” Hal yang cukup menarik di sini adalah penggunaan modal dan sumber daya manusia yang terbatas (patungan uang pribadi, red). Namun, mampu memberikan pelayanan yang terbaik sebagai salah satu solusi. Maka dengan nama Rumah Belajar PANDAWA (Papan Pendidikan Kawula) yang diresmikan oleh Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si, lima pemuda tersebut dapat terwujud pada Rabu, 18 Mei 2011 di balai RT Desa Lumumba Dalam Gang Buntu RT I/ RW I Kelurahan Ngagel Kecamatan Wonokromo Surabaya.
Karena tekad yang kuat  untuk mengabdikan diri kepada masyarakat dan bangsanya melalui media pendidikan, maka tidak mustahil berdirinya lembaga pendidikan seperti Rumah Belajar PANDAWA adalah salah satu jalan untuk membuka beragam ruang-ruang sosial yang mengolaborasikan semua ragam yang ada.
”Untuk menjalin sebuah kebersamaan dan keanekaragaman perspektif kelompok-kelompok sosial, maka dengan rumah belajar ini mereka  bisa mendapatkan pendidikan yang setara dan berkualitas,” kata Ridwan selaku sekretaris PANDAWA.
Awal berdirinya PANDAWA, kami hanya bermodalkan rumah kontrakan yang dimiliki oleh salah satu warga. Kami memanfaatan rumah yang sengaja kami sewa, lokasi ruang tamu, balai RT yang berada bersebelahan dengan markas PANDAWA, musholah al-Mukhlisin dan taman terbuka di sebrang jembatan kali Jagir sebagai lokasi belajar. Ini bisa dibilang sangat strategis, karena terletak di perkampungan padat penduduk.
Radius tiga kilo meter dari markas PANDAWA, terdapat sekolah mulai dari tingkat TK, SD, SMP sampai dengan SMA. Di samping itu lokasi ini berdekatan dengan tempat anak jalanan untuk beroperasi. Dengan kapasitas tempat yang memiliki empat ruangan yang dimanfaatkan sebagai kelas, maka tiap kelas dapat menampung 10-15 siswa. ”Keseluruhan dapat menampung kurang lebih 30 siswa.” Tegas Ridwan.  Dengan fasilitas yang standar,  diharapkan dapat meminimalisir cost dalam variable cost. ”Kami tidak menyediakan fasilitas yang mewah. Tetapi kami menyediakan pengajaran yang berkualitas,” pesan orang nonor dua di PANDAWA.

Dekati anak-anak untuk Sadarkan Orang Tua

WONOKROMO - Rumah Belajar Padwa yang berada di kawasan bantaran rel dan Kali Jagir, Wonokromo, kini punya jujukan yang mendidik. Itu terjadi setelah sebuah perpustakaan yang diprakarsai Rumah Belajar Pandawa dan Rotary Club Surabaya Timur diresmikan kemarin (2/4). Perpustakaan yang memiliki koleksi 300-an buku berbagai jenis itu bersifat "tumpangsari" dengan Balai RT 1 RW 1 Kelurahan Ngagel. "Lokasinya menumpang di balai RT. Sebab, sewa di tempat lain mahal," jelas Ketua Rumah Belajar Pandawa M. Ali Shodikin. Pihaknya sengaja memilih lokasi di sekitar bantaran rel karena di tempat itu banyak warga miskin kota. Alumnus IAIN Sunan Ampel tersebut berharap, lembaga nonformal itu menjadi partner Perpustakaan Kota Surabaya dalam mengakomodasi anjal serta pemulung yang aksesnya terbatas. Public Relation Rotary Club Surabaya Timur Nunik Silalahi turut mendorong meratanya pendidikan di kalangan anjal. "Peresmian perpustakaan ini merupakan program pendirian 20 pondok baca baru yang dicanangkan Rotary pusat se-Indonesia pada Maret lalu," terangnya. Setelah berkoordinasi dengan Rumah Belajar Pandawa, mereka baru dapat merealisasikannya awal April ini. Mengenai lokasi, kata pimpinan lembaga kursus Citraretna Wedding Gallery itu, pertimbangannya banyak anak usia sekolah yang membutuhkan edukasi karakter secara formal dan informal. Di daerah setren rel dan Kali Jagir, kata dia, diperlukan pendekatan yang tidak mudah kepada warga. Terutama, orang tua anjal. "Dengan pendekatan melalui sang anak, mudah-mudahan orang tuanya semakin sadar atas perlunya ilmu pengetahuan," tuturnya. (sep/c8/diq)

Rabu, 03 April 2013

Peresmian Perpustakan RB PANDAWA


Add caption




Majalah Pandawa Kalimasadah edisi 1 April 2013

Pembaca yang dirahmati Allah,
    Pada edisi triwulan pertama Ampril 2013  ini patutnya kami semakin mendekatkan diri kepada para pembaca, agar kami bisa lebih dekat. Sesuai dengan namanya. Media PANDAWA Kalimasada, merupakan wadah menuangkan gagasan kreatifitas tentang kehidupan anak jalanan serta masyarakat miskin kota. Media ini menjadi tempat berdialog suara-suara hati masyarakat marjinal. Namun  media PANDAWA Kalimasada berusaha memberikan sajian dengan gaya penulisan 'feature'. Ketajaman analisa di berbagai disiplin ilmu jurnalis adalah pedoman kita.
    Dengan gaya pemberitaan yang segar dan original dengan durasi terbit satu bulan sekali, ditambah akurasi investigasi yang mendalam, mengantarkan media PANDAWA Kalimasada menjadi bagian yang dinanti-nanti oleh masyarakat Jawa Timur. Karena kami yakin pangsa pasar media yang lain tidak akan menyoroti fenomena tersebut.
    Pada edisi ini kami menyajikan dua rubrik utama. Yakni rubrikLembar Utama  dan juga Jendela Pandawa. Untuk rubrik Lembar Utama kami mengangkat tema “Mengais Rejeki di Pulau Dewata”.  Liputan tersebut merupakan kisah salah seorang murid  RB Pandawa yang sehari-hari berprofesi sebagi pekerja seni topeng monyet.
    Sedangkan untuk rubrik Jendela Utama, kami memberitakan prosesi berdirinya perpustakan mandiri yang diperuntukan pada masyarakat di daerah Rumah Belajar Pandawa . Dua menu utama yang kami sajikan, semoga bisa menjadi penyemangat serta tambahan informasi untuk kita semua. ……
                           Selamat Membaca...............!

Mengais Rejeki Ke Pulau Dewata

  (Aksi pekerja Seni Topeng Moyet. Usaha kersa Haris dan Putra saat menghibur para demawan,  demi mengaisrecehan rupiah untuk membeli sesuap nasi, mereka terpaksa putus sekolah dan pergi kepulau Dewata Bali)


            Pulau bali, pulau dewata nan indah sebagai perpaduan dari pesona alam yang menawan dan keelokan budaya yang eksotik. Pantai  Kuta, Sanur, Uluwatu, Tanah Lot dan nuansa pegunungan adalah anugerah tuhan yang menjadi sebagian keindahan alam yang mempesona di bali. Dan keindahan alampun menjadi rangkaian inspirasi para seniman bali semisal tarian pendet, leak, seni pahat dan lukisan. Berpadu pula dengan budaya yang terpelihara sejak berarabad-abad silam. Oleh karenanya tidak salah jika bali menjadi  rujukan utama wisata Indonesia bahkan dunia.
            Jika sebagian masyarakat berkunjung ke bali untuk menimati segala eksotika yang disajikan oleh pulau dewata tersebut, namun tidak bagi  dua anak laki-laki yang pernah menjadi murid rumah belajar pandawa. Sebut saja mereka putra dan haris. Mereka bersama dua teman lainnya pergi ke pulau dewata untuk mengais rezeki dari lalu lalang orang yang dengan perasaan riang datang ke bali bersama bekal limpahan rupiah di kantong.
            “saya di sana kerja jadi pengamen” tutur putra yang masih berumur 17 tahun, seperti di Surabaya, kami ngemen kethekan (topeng monyet, red)” tambah haris yang umurnya satu tahun lebih muda. Mereka kemudian menuturkan bagaimana mereka berangkat menuju pulau dewata menumpang bis  dengan uang yang minim.
            Karena keterbatasan tersebut Mereka tidak langsung menumpang bis jurusan bali. Mereka berhenti di beberapa kota untuk  menampilkan seni topeng monyetnya guna mengumpulkan lebih banyak rupiah guna menambah ongkos menuju pulau dewata selain itu juga menyambung hidup selama perjalanan. “kalo gak gitu kami ndak bisa makan” terang putra mengiba. Ia juga menambahkan bahwa dengan begitu perjalanan memakan waktu berkali-kali lipat jika disbanding dengan perjalanan pariwisata biasa.

Bali Menyambut

            Setelah menempuh perjalanan selama lebih dari seminggu dan menyeberangi pelabuhan ketapang ke gilimanuk, akhirnya mereka tiba  di pulau dewata. Ditengah pemandangan yang elok dengan gunung berparas hijau berpadu laut berselimut biru bukan berarti perjalanan telah berakhir, karena artinya mereka harus memulai permaianan permulaan di pulau bali.
            Disanalah pertunjukan yang sebenarnya hadir untuk dipamerkan diantara hiruk pikuk glamournya pariwisata. Jika hampir seluruh anak seusia mereka datang ke bali untuk menikmati santainya liburan demi membebaskan fikiran mereka dari beban di rumah. Mereka justru menampilkan atraksi topeng monyet dari rumah ke rumah, mereka juga membidik pusat keramaian. Dan seperti biasa mereka menghapus kata rasa malu dari perbendaharaan kata mereka.  Dengan percaya diri mereka beraksi bersama monyet yang telah terlatih itu hingga rupiah demi rupiah terkumpul. “kami main di depan para turis lokal, berharap mereka memberi lebih dibanding di perkampungan” Jelas haris menggambarkan keadaan di sana. Dari hasil pertunjukan topeng monyet ia kumpulkan kemudian dibagikan secara rata pada tiap personel yang terdiri empat anak tersebut.
 
Hidup Yang Berat

            “ya kami kumpulkan uangnya untuk dibawa pulang kan ayah saya lagi sakit”. Terang putra ketika disinggung kemana hasil yang turkumpul. Memang putra sejak kecil tinggal hanya bersama ayah dan kakaknya. Sementara ibunya merantau menjadi Tenaga Kerja Wanita di Arab Saudi . Namun hampir setahun ini ibunya  tidak bekerja karena sedang sakit.
            Lebih malang lagi setahun lalu ayah putra juga tertimpa musibah kecelakaan yang melibatkan mobil taksi yang dikemudikannya dengan truk  di jalan tol jagorawi, akibatnya kaki ayahnya patah dan sampai saat ini belum juga sembuh. Bahkan kini ia harus intensif dirawat dirumah sakit.
            Praktis mulai saat itu tidak ada tulang punggung keluarga yang menghidupi kakak dan dia.  Sementara disaat yang sama ia berjuang menghadapi kelulusan SMP. Paska kelulusanpun ia kelimpungan karena biaya masuk SMA swasta sangat tinggi. Apalagi tak lama berselang kakaknya ditangkap oleh polisi karena terlibat kasus penyalahgunaan narkoba. sebagai pengedar ia di ancam hukuman 4 tahun penjara.
            Himpitan ekonomi memang sering kali membuat manusia gelap mata, apalagi didukung lingkungan tempat mereka tinggal yang terbilang minus. Sehingga dengan mudah pergaulan kelam menenggelamkan mereka dalam pekatnya dunia hitam. Bahkan saking depresinya putra mengaku sempat pernah menjadi pengguna narkoba. Menurut dia diawal pengenalannya dengan narkoba ia sempat mampu merasa rileks dan nyaman. Namun  semakin lama ia semakin ketagihan bahkan dosis yang ia butuhkan agar sampai pada titik nyaman semakin tinggi.
            Apalagi jika awalnya ia mendapat secara cuma-cuma namun saat kebutuhan obat makin tinggi  ia harus membayar dengan harga mahal. Dengan mahalnya harga yang harus ia bayar ia makin giat ngamen topeng monyet sampai akhirnya ia putus sekolah karenanya. Masa muda yang cerah akhirnya terkorban demi kenikmatan sesaat yang menyesaatkan.[]awan, al

Jerat Belenggu Narkoba


Berkat informasi dari beberapa temannya yang aktif di rumah belajar pandawa akhirnya direktur rumah belajar Pandawa turun tangan untuk mengatasi ketergantungan putra terhadap narkoba.
“Anak seperti putra memang rentan terpengaruh” Tutur Prabu Ali Airlangga terkait anak didikanya, “ia memerlukan pendekatan yang cukup serius, sebab sebagai anak broken home benteng mental utama jadi tidak berfungsi” tambahnya, ia juga menuturkan bahwa melalui berbagai terapi berangsur-angsur mampu mengurangi ketergantungan para murit yang menjadi dampinganya untuk keluar dari belenggu terhadap narkoba. Terapi-terapi tersebut bertujuan untuk mengalihkan perhatiaanya terhadap ketergantuangannya akan narkoba. 
 Sampai akhirnya usaha yang dilakukan membuahkan hasil, beberapa anak didiknya yang awalnya masuk ke rana narkoba  berkat bantuan teman-temannya yang aktif di rumah belajar Pandawa yang memberi support berangsur-berangsur mulai menghakhiri ketergantuangannya akan narkoba..

Sabtu, 30 Maret 2013

Peresmian Perpustakan Mandiri


Atas dukungan dari semua pihak, kami dari RB Pandawa akan meresmikan Perputtakan Mandiri pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 2 April 2013
Pukul : 16.00 Wib
Temapat Balai RT1 kampung, lumumba dalam gang buntu RT 1 RW 1 Ngagel Wonokromo Surabaya

Semoga apa yang kami baktikan untuk generasi bangsa sesuai dengan sepirit moto kami. 

( Bagimu Negeri Jiwa Raga Kami )

Selasa, 05 Maret 2013

Gotong Royong RB Pandawa

Gotong Royong adalah budaya tradisional Indonesia yang telah di akui dunia. Gotong Royong mengandung arti saling membantu, demi kebahagiaan dan kerukunan hidup bermasyarakat.

Ir Soekarno bahkan pernah menyakini Indonesia dapat menjadi negara yang kuat dan berprinsip dengan menganut nilai nilai tradisinya sendiri yaitu kehidupan bergotong royong. Hal ini dibuktikan dengan idenya untuk menyatukan nilai-nilai yang terkandung dalam 5 butir Pancasila, menjadi satu dan dinamakan Gotong Royong. Namun, seiring dengan pergantian rezim kekuasaan dari Orde Lama ke Orde Baru, nilai luhur Gotong Royong yang dianggap seperti ajaran sosialis semakin dipudarkan dari kehidupan bermasyarakat.

Info RB Pandawa
Dibulan ini kami mendapat bantuan buku-buku dari Pondok baca & Lotary club surabaya timur, guna pengembangan perpustakaan Pandawa.
untuk itu kami dibulan ini mempunyai program, perawatan serta renofasi Balai RT yang kami gunakan sebagai lokasi belajar, perpustakaan, TPQ,

Mari kita ber GOTONG ROYONG demi suksesnya progam ini.
adapun kebutuhannya :
Luas balai RT 10x4 meter
1. Rencanaya mau kita lantai keramik (agar belajar, bisa lebih nyaman)
2. Halaman mau kita kasi taman (agar tidak terlihat kumuh)
3. Dinding balai akan kita kasih gambar, lukis
4. Perpustakan, membutuhkan Rak baru, buku, dan mainan
5. Lipas angin gantung. (karena kondili dalam ruangan sangat panas)


Catatan Info : -----------------------------------------------------------------
Bantuan bisa diberikan berupa:
(kipas angin, rak buku, bubu-buku, mainan anak-anak, pasir, semen, keramik, batu bata, cat,  ongkos tukang,atau trasfer di rekening lembaga kami.)
Bank BTN 00064-01-61-001188-1 (atas nama qq. rumah belajar pandawa)
Bank Jatim 0017204246 (atas nama qq. rumah belajar pandawa)

Alamat : Rumah Belajar PANDAWA RT 01 RW 01 desa Lumumba Dalam kel. Ngagel Kcm. Wonokromo Surabaya
-Tlp/Sms : 085852456350
-Email : pandawa_ilmukawula@yahoo.com



Minggu, 10 Februari 2013

“TBM Itu Harus di Pindah, Simiskin selalu Dimarjinalkan”

Add caption
“Dari hasil evaluasi, buku telah dikalahkan media elektronik. Hasil survei wilayah Jawa Timur, kurang dari 50 %, atau hanya ada 20 % minat membaca.” Kalimat itu tegas keluar dari mulut Sugeng Nuharianto, pengawas dan pembina petugas TBM (taman baca masyarakat, red.) wilayah Surabaya.
Sugeng menuturkan jika pemerintah tengah menggalakkan pendirian seribu TBM hingga tahun 2015 nanti. “Hal itu ada di peraturan daerah (perda) No. 5 tahun 2009. Sejauh ini memang belum ada penegasan dari pemerintah, tapi rencananya tahun 2012 nanti akan ditegakkan,” tambahnya.
Rumah belajar Pandawa yang bertempat di tepi rel kereta api, kecamatan Wonokromo, juga telah satu minggu ini mendirikan perpustakaan mandiri. “Peraturan pemerintah menyebutkan dalam satu RW itu hanya ada satu TBM, sedangkan RW kami ada sepuluh RT, nggak mungkin anak-anak sini mau baca ke RT 10, kan jauh,” ujar M. Ali Shodikin, pendiri Rumah belajar Pandawa, ketika ditanya alasan mendirikan perpustakaan mandiri.
Tujuan didirikannya rumah belajar Pandawa sendiri adalah pengabdian Ali dan keempat temannya, mahasiswa IAIN Sunan Ampel, kepada masyarakat dengan mengamalkan ilmu, pembelajaran anak-anak kurang mampu, dan juga memodali mereka dengan keterampilan. Ali dan kawan kawan juga telah melakukan survei di beberapa lokasi di kota Surabaya, sebelum memutuskan lokasi tetap rumah belajar ini.
“ Menurut kami desa ini pantas untuk mendapatkannya. Lokasi yang minus karena lingkungan warganya yang bekerja sebagai PSK (pekerja seks komersial, red.), pemulung, dan pencuri. Anak kecilpun mengamen, banyak anak yatim, juga fakir miskin,” papar mahasiswa jurusan Hukum Islam tersebut.
Terkait perpustakaan mandiri yang telah didirikan, karena dalam satu RW hanya ada satu TBM, Sugeng pun menanggapi, “Sebenarnya kami tidak membatasi TBM itu harus di balai RW,  namun karena yang mengajukan adalah RW dan rekomendasi RW,  masalah penempatan itu menjadi kekuasaan RW.”
Pria yang pernah menjabat sebagai lurah ini juga menegaskan jika ia menghendaki TBM itu ada di lokasi rumah belajar Pandawa, karena lebih membutuhkan. “Dari hasil evaluasi kami, jika diletakkan di balai RW yang ada di RT 10 itu targetnya kurang, namun karena mas Ali bergeming dengan pak RWnya yang ‘kaku’, saya sendiri juga nggak bisa,” imbuhnya.
Hal berbeda dilontarkan Sulistyawati, istri ketua RW 1 kelurahan Ngagel, kecamatan Wonokromo. “Awalnya memang di balai RW, namun sekarang setiap bulan bergantian di setiap RT, dibalai RT,” ungkapnya ketika dikonfirmasi perihal lokasi TBM ini. Ia juga memaparkan jika pengunjung TBM per harinya jauh lebih banyak di setiap balai RT, daripada dipusatkan dibalai RW.
Rumah belajar Pandawa sendiri telah memiliki empat puluh orang murid, yang juga pengunjung tetap perpustakaan mandirinya. Namun diantara banyak anak-anak yang mengaku senang menimba ilmu disana.
Aklhirnya pada akhir tahun 2012 perpustakan kota Surabaya memberikan solusi agar dilokasi Rumah belajar Pandawa yang bertempat di tepi rel kereta api,  diberikan fasilias seperti hanya TBM ditempat yang lain. Namun sangat disayangkan sekarang adanya kebijakan setiap TBM yang bertempat di tepi rel kereta api harus dipindah, dikarenakan akan adanya penggusuran. Padahal disisih lain minat baca anak-anak sudah banyak.
Untuk itu Rumah belajar Pandawa, setiap akhir pakan mengajak murid untuk berwisata pendidikan berkunjung ke perpustakaan milik Bank Indonesia yang terbuka untuk umum ini menempati Gedung Mayangkara Jalan Mayangkara 6 Surabaya.

Senin, 07 Januari 2013

Parents Advice, In Educating Children


Adolescence adalaha future psychological development of the child to be a child who was growing up, commonly known by the transition from the extended to the children become adults. These periods usually despise teenagers imitate the style or stile admired so greatly needed in this guidance from parents to teenagers not one style that can make the order for his future.
But mostly people do not know the parents in educating their teenagers do not know what possessed her talent that her talent was terkandas the fault of the parents. By him it was following a few mistakes parents in educating their teenagers:
1. Wrong perception
Often parents instilled a false perception about yourself also in the perception of self keberhargaan their children either consciously attau not aware of its influence psychological growth of children. When parents teach a wrong perception to the child, that's when the real parents were planting mines psychological minefield that can explode at any time.
Wrong perception as if that is frequently and unwittingly parents do to their children ..? A small example, many parents who force their children to be good at everything. It is a source of pride and self keberhargaan for parents if their children have above average achievement friends other friends.
Parents often think poorly of the boys who express negative emotions, parents often ask their children not to make mistakes even by parents asking for help is wrong and shameful.
Like a time bomb, a child not only needs attention, praise and reprimands. The balance of it will make the child feel loved and be loved. But unfortunately because of busy jobs and routines many parents let their children grow up by itself so that when problems arise then the parents are busy trying to be a good parent or bijaksanana.
Busyness parents sometimes make them no time for their children, there is no time to accompany learning, even when there was no longer joking. Even sometimes forget to appreciate her achievement, only when children make mistakes, parents busy paying attention and wise ass.
2. Not Consistent
Trap is a common problem when the parents are no longer consistent in parenting. Parents have berbgai kinds of reasons to justify his inconsistency against children. Whatever the reason, the lack of variation prolem konsintenan can enlarge the behavior of their children. Then came the question of questions at me, "Which is better children grow up in a family of authoritarian or permissive ...? Actually the most important is the existence of rules that can be predicted and consistent.
3. Closed communication
Communication is the thing or the most important factor in caring for and educating their children. If children think that they can talk to their parents about their feelings and their lives, if they succeed or fail when it could and was able to communicate openly to their parents, so they would be owned and cared for. So that the children will feel meaningful to themselves also their parents.
4. Problem solver
Many children and adolescents is now a member of the generation confused, if you want to trace the background of their care, it is usually found that their parents were mostly serves as a problem solver for their children. As a result, their children had over-provided and life becomes passive. So what are the reasons parents become problem solver ..? Classic reason is parents want their children happy, the parents do not want their children to experience problems in her life.
5. There is no example
Often parents use the techniques in building and educating young children with a way to rule, ask their children to do what he says, but it is equally important example exert a very strong and positive. Children need to be an example, and not by orders. A small example, many parents hope their children smarter, then the parents instruct their children to learn any and all costs. Maybe by example and take her learning will be different, because the acceptance of child shall be felt herself diperhatiakan parents.
6. Select the time to play with the children
As an adult, sometimes parents forget how to be a child. Many parents are caught up in the bustle of day to day to make a living and pay the mortgage, but many parents forget that children also need to play. Children need to fantasize and develop their creativity. Do not borrow children with a wide range of tutoring throughout the week. His intentions are good but not necessarily the way he's right, sometimes undesirable tutoring children do not solve the problems it has created more problems for the child.
Sources http://www.duniaremaja.net