Jumlah pengunjung

Selamat Datang di BLOG RUMAH BELAJAR PANDAWA

Minggu, 07 April 2013

Guru Garda Depan bagi Proses Pendidikan

Oleh : Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si (Dewan Pembina Rumah Belajar Pandawa)
Dewan Pembina  Rumah Belajar PANDAWA
  
Kurikulim pendidikan merupakan isu yang terus dibicarakan bagi genap praktisi, akademisi serta pemerintah. Hal ini dikarenakan pendidikan, tetap dianggap sebagai instrumen penting dan esensial bagi pengembangan manusia Indonesia di dalam menghadapi globalisasi menuju tahun  Indonesia emas 2045.
Namun terkadang Isu anggaran tentu saja sudah merupakan isu klasik di dalam konteks pembangunannya nasional, akan tetapi Isu anggaran masih tetap di perdebatkan.  Menurut analisa saya problem yang tidak kalah penting adalah mengenai guru. Semua masih sependapat bahwa kunci keberhasilan pendidikan terletak pada kualitas guru dan profesionalitas guru. Negara dituntut untuk manapun, meskipun teknologi sudah menjadi bagian tidak terpisahkan bagi dunia pendidikan, akan tetapi peran guru di dalam proses pembelajaran tetaplah menjadi kata kunci sukses pendidikan.
Mari kiata bersama menengok peran Rumah Belajar Pabdawa yang ada di kota Surabaya. Sebagaimana diketahui bahwa tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pendidikan adalah kewajiban seluruh komponen bangsa. Pendidikan memang bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, akan tetapi juga menjadi tanggung jawab masyarakat. Oleh karena itu, setiap prakarsa untuk mendirikan dan menyelenggarakan pendidikan pada level apapun, tentu harus didukung, dibantu bahkan diapresiasi secara memadai.
Pada  diskusi di Komite Pendidikan Nasional, saya sering berpesan bagaimana penyiapan guru di dalam menghadapi perubahan kurikulum ini. Apakah guru sudah siap menghadapi perubahan kurikulum. Jangan sampai kurikulumnya berubah tetapi mindset guru tidak berubah. Sama saja antara kurikulum yang sebelumnya dengan kurikulum yang baru. Karena menyangkut perubahan mindset guru, maka tentunya harus disiapkan secara memadai tentang kesiapan guru ini.
Guru tidak boleh berubah di dalam fungsinya sebagai transformer ilmu dan pamong bagi para siswa. Selain itu  contoh di dalam kehidupan masyarakat. Sebagai transformer ilmu pengetahuan maka di dalam dirinya harus ada mindset untuk melakukan yang terbaik bagi profesinya sebagai guru dan sebagai pamong maka dia akan membimbing ara siswanya di dalam proses pencarian kebenaran yang berbasis pada ilmu pengetahuan.  Guru adalah contoh bagi para siswa di dalam karakter dan tindakan. Di dalam konteks Jawa, guru disebut kependekan dari kata digugu lan ditiru atau yang diikuti kata-katanya dan diikuti tindakannya.
Guru merupakan Garda Depan bagi proses pembelajaran dan pendidikan. Dialah yang akan menentukan apakah pendidikan Indonesia berhasil atau tidak. Sebagai Garda Depan, sesungguhnya para guru telah memperoleh penghargaan sebagai guru profesional, yaitu guru yang telah memperoleh pengakuan sebagai pekerja profesional, sebagai-mana dokter, ahli teknik,  hukum dan sebagainya.
Sebagai pekerja profesional yang diakui oleh undang-undang, maka status guru tentu sangat dihormati. Tidak  hanya dari segi pendapatannya, akan tetapi juga dari sisi penghargaan yang layak. Jika dulu para guru disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa disebabkan oleh kurangnya penghargaan terhadapnya, maka sekarang tentu tidak bisa lagi disebut dengan sebutan tersebut.
Kurikulum bagaimanapun baiknya tentu masih sangat tergantung kepada para guru. Oleh karena itu perubahan mindset para guru tentu menjadi sangat penting sebagai prasyarat keberhasilan implementasi kurikulum. Dengan demikian, keberhasilan penerapan kurikulum 2013 juga sangat bergantung kepada perubahan mindset para guru di dalam mendidik para siswa.
Kurikulum sebagai dokumen adalah variabel instrumen keberhasilan pendidikan. Akan tetapi yang menjadi variabel substansialnya adalah para guru. Instrumen musik adalah kumpulan  bunyi-bunyian yang akan bisa dinikmati dengan menyenangkan jika dimainkan oleh para pemain musik profesional. Jadi pemain musik yang ahlilah yang akan menentukan apakah sebuah sajian instrumen musik bisa dinikmati atau tidak. Demikian pula guru yang berkualitas lah yang akan menentukan apakah pendidikan akan bisa menjadi wahana bagi pengembangan kapasitas manusia atau tidak. Tanpa guru yang baik dan berkualitas rasanya jangan pernah bermimpi bahwa pendidikan Indonesia akan naik peringkat di dalam ranking kualitas pendidikan di dunia.
Kehadiran rumah belajar yang didesain secara khusus tentunya bisa menjadi alternative bagi program pembelajaran yang berdaya guna.Oleh karena itu, tugas Rumah Belajar Pandawa adalah menyelenggarakan pendidikan berbasis kerakyatan tersebut, namun demikian ke depan memiliki prospek sebagai lembaga pendidikan yang diakui oleh masyarakat dan juga pemerintah sebagai lembaga pendidikan yang baik.
Wallahu a'lam bialshawab.


1 komentar: