Beberapa agenda awal yang bisa
dibentuk sebagai sebuah budaya dalam komunitas edukatif, diantaranya:
- Mengintegrasikan pendidikan ESQ ke semua materi
pembelajaran termasuk pelajaran sains, sehingga tidak berpusat pada aspek
kognitif saja. Â Misalnya, penanaman motivasi untuk melestarikan bumi
atau hikmah penciptaan semesta melalui pelajaran Biologi.
- Perubahan paradigma “Siswa Teladan”. Jika selama ini
pemilihan siswa teladan berangkat pada penilaian cognitive-based
competition semata, sudah saatnya paradigma itu dihapuskan. Siswa
teladan bukan saja siswa yang berprestasi dalam hal “juara kelas” dan
semisalnya, akan tetapi, siswa yang berkarakter mandiri, taqwa, peka
sosial, seharusnya mendapat apresiasi dan penilaian lebih.
- Pembenahan lingkungan belajar. Lingkungan yang sehat
bukan saja memberikan stimulasi positif bagi proses transfer pengetahuan,
tetapi juga memudahkan optimalisasi nilai-nilai luhur dalam lingkup
pendidikan. Lingkungan sehat dapat dibentuk melalui budaya yang sehat
pula. Seperti budaya sekolah anti-rokok, terlebih dahulu dimulai dari guru
dan karyawan sebagai sosok teladan, lalu diikuti oleh semua unsur-unsur
akademik.
- Mengembalikan fungsi fasilitas ibadah di lingkup
akademik. Musallah sekolah misalnya, dihidupkan kembali dengan budaya
shalat berjamaah oleh segenap masyarakat sekolah, sehingga pelajaran agama
tidak sekedar bernilai teoritis.
- Apresiasi pemerintah terhadap setiap jenjang pendidikan
yang berhasil menerapkan pendidikan berbasis kecerdasan komprehensif ini
dengan memberikan penghargaan, hingga bantuan beasiswa bagi guru yang
ingin meningkatkan kualitas akademiknya.
0 komentar:
Posting Komentar