Jumlah pengunjung

Selamat Datang di BLOG RUMAH BELAJAR PANDAWA

Senin, 17 Oktober 2011

TANAMKAN AKHLAK DI TEPI REL KERETA API


”Adek-adek sampean mau pulang atau terus di sini? Kalo mau cepat pulang ayo duduk yang rapi dan berdoa dahulu.” Teriak para pengajar kepada murid-muridnya di lokasi Balai Rukun Tetangga Desa Lumumba Dalam RT 01 RW 01 Gang Buntu Kelurahan Ngagel Kecamatan Wonokromo Surabaya.

Anak-anak usia 3-5 tahun yang masih tingkatan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) serta Taman Kanak-Kanak (TK) diasuh oleh lima pengajar yang cukup telaten seperti hanya  Aviania Nailul Iza, Virda, Sundari, Naila Rahmatika, Khotimah. ”Ini adalah pengalaman pertama saya mengajar anak kecil,” kata Naila Rahmatika.
Sedangkan untuk siswa SD-SMP, mereka dibimbing secara bergantian oleh sembilan belas relawan yang siap mengajar tanpa bayaran seperti halnya, Ni’mah, Pipit, Fani Wijayanti, Rizky, M. Ali Shodikin, Muhkhammad Mujahidin, Awan Suarga, Habibi, Abddullah Kafabi, Nisfu, Tri Bagus Wahyudi, Mawan, Ahmad Habibullah, Makmur.
Di rumah belajar PANDAWA ini, para pengajar mendedikasikan ilmunya. ”Saya sangat senang bisa bergabung di lembaga ini. Meski kami tidak dibayar, namun saat melihat murid-murid giat untuk belajar membuat kami ikhlas mengamalkan sedikit ilmu yang kami miliki,” ujar Habibi.
Para siswa di Rumah Belajar PANDAWA tumbuh dalam lingkungan sosial budaya yang minus di perkampungan di tepi rel kereta api, berdekatan dengan pasar tradisiolal dan stasiun Wonokromo, Surabaya. Banyak dari mereka yang kerap menyaksikan ayah ibunya serta saudaranya bahkan tetangganya bertengkar. Ancaman, umpatan, dan sumpah serapah pun sudah tak asing bagi mereka. ”Tidaklah heran jika anak-anak hafal nama-nama binatang (yang dijadikan umpatan, red) dan organ vital meskipun belum tentu mereka melihat bentuknya,” ungkap Khotimah pengajar pendidikan anak TK di PANDAWA.
Senada dengan Aviania Nailul Iza, ia mempunyai pemikiran tentang pola asuh anak usia dini. Di masa pertumbuhan anak-anak selalu aktif untuk bertanya tentang hal-hal yang belum mereka ketahui. Di samping itu, mereka adalah peniru segala sesuatu yang didengar maupun yang dilihatnya. Tambah Vina, penanggung jawab pendidikan anak PAUD dan TK di Rumah Belajar PANDAWA ”Mengasuh anak usia dini memang tidaklah mudah. Di masa pertumbuhan, mereka aktif untuk bertanya hal-hal yang belum mereka ketahui.”
Kadang mereka bercerita pada kami tentang apa yang mereka saksikan setiap harinya. Seperti halnya tetangganya yang sepat dikejar-kejar polisi lantaran kasus kriminalitas. Kondisi lingkunggan yang begitu dekat dengan tempat esek-esek (baca: prostitusi) di kawasan sebelah kali Jagir berdekatan dengan bendungan kali, ditambah dengan kebiasaan mabuk-mabukkan bahkan berjudi. “Kita sebagai guru pengajar cukup miris dengan cerita-cerita meraka. Untuk itu kita membekali para urut dengan tanamkan akhlak serta budi pekerti,” tegas Vina.

0 komentar:

Posting Komentar